Expansion Joint

Expansion Joint merupakan salah satu bahan yang sering kita lintasi dan sering kita lihat saat berjalan menggunakan mobil di sebuah ruas jalan tol, atau pada bangunan dengan bahan PCC (Portland Compound Cement).

Sebenarnya, apakah itu Expansion Joint dan bagaimana fungsi dan aplikasinya pada ruas jalan tol?

Artikel ini akan memaparkan mengenai Expansion Joint, yaitu salah satu produk yang kami, CV. Rotak Abadi Sentosa tawarkan dengan nama brand ROTAK JOINT

Pengertian

Expansion Joint adalah bahan yang dipasang antara dua bidang lantai beton untuk kendaraan atau pada perkerasan kaku  dan  dapat  juga  pertemuan  antara  konstruksi  jalan  pendekat  sebagai  media  lalu-lintas  yang akan melewati jembatan, supaya pengguna lalu-lintas merasa aman dan nyaman. (Badan Litbang, PU. 2015)

Dilatasi pada Expansion Joint ini mampu menyerap siar muai dari suatu badan konstruksi, menyerap tekanan, dan untuk mempertahankan sifat suatu badan konstruksi sehingga baik jalan maupun bangunan tahan terhadap perubahan cuaca atau stress akibat adanya guncangan. Bahan Aspaltic Plug juga fleksibel, menahan air, tahan terhadap cuaca, dan dapat menahan beban dinamis kendaraan dapat memberikan kenyamanan kepada penguna jalan.

Expansion Joint  harus terus menerus dapat mencegah intrusi air melalui permukaan jalan permeabel dan menahan tekanan hidrolik air yang terjadi oleh gerakan lalu lintas.

Fungsi

Expansion Joint harus berfungsi untuk menyangga beban lalu lintas yang terjadi dan mengakomodasi gerakan termal, susut dan rotasi dek.

Siar muai harus memberikan karakteristik berkendara baik, sehingga saat dilewati oleh kendaraan bermotor juga tidak menghasilkan kebisingan yang berlebihan dari lalu lintas. Hal ini diutamakan pada daerah perkotaan yang dekat dengan properti dan perumahan.

Kelebihan ini juga harus berfungsi untuk semua pengguna jalan, juga Joint harus memiliki sifat anti selip yang baik dan cocok untuk desain badan konstruksi jalan.

Pelaksanaan

a. Pemotongan Lapisan Aspal dan Pembongkaran

Aspal permukaan yang hendak dipotong ditandai terlebih dahulu dengan menggunakan kapur atau cat semprot.

Pelaksanaan pemotongan menggunakan Concrete cutter dan pembongkaran lapisan aspal harus dilakukan minimal selebar desain yang telah direncanakan. Pembongkaran selanjutnya dapat dilakukan dengan menggunakan alat Jack Hammer.

Setelah dilaksanakan pemotongan dan pembongkaran bagian tersebut harus dibersihkan dari kotoranl.

Pembersihan dilakukan dari debu dan kotoran-kotoran dimaksudkan agar aspal bitumen dapat menempel pada sisi-sisi lapis permukaan lama. Sehingga membuat ikatan atara aspal lama dengan aspal baru menjadi sangat kuat dan juga lentur sehingga dapat menerima beban yang bekerja secara bersamaan.

b. Pemasangan Tali dan Plat Baja

Setelah sambungan yang dibongkar dalam kondisi siap, maka pada bagian celah dalam 30 mm dari bagian dasar dimasukkan tali tambang. Lapisi seluruh sisi yang dibongkar dengan menggunakan aspal bitumen yang berfungsi sebagai pengikat antara bagian aspal lama dengan aspal baru.

Pasangkan plat baja dalam kondisi datar tidak ada beda tinggi antara sisi-sisinya ini dimaksudkan agar pada saat menerima beban dari atas plat baja tidak bergerak yang menyebabkan siar muai retak.

Sebelum dituang binder pada permukaan yang terlihat, tambang dapat dipasang pada celah-celah beton untuk menyumbat agar binder tidak tembus sampai ke bawah jembatan.

c. Pelapisan (coating) dengan Binder

Permukaan yang terlihat dilapisi (coating) dengan binder. Hal ini dilakukan agar pemasangan terlihat rapi.

d. Pemanasan Agregat

Persiapan agregat dengan memanaskannya sampai dengan suhu minimum 150oC, tetapi tidak boleh lebih dari 190oC. Agregat yang umum digunakan berupa batu-batuan berukuran seragam dengan bentuk kubikal (ukuran seragam sekitar ±2 cm).

e. Penuangan Binder

Setelah penghamparan agregat selesai, segera dituang binder sampai semua agregat terendam dengan kedalaman 50 mm. Untuk memastikan semua agregat terlapisi, maka agregat harus diratakan menggunakan garpu atau sekop, suhu harus dijaga pada 190-220oC.

Dibiarkan sejenak agar binder dapat mengalir dan mengisi celah agregat hingga tidak terjadi gelembung udara pada permukaan lapisan.

f.  Pencampuran Agregat

Setelah gelembung udara dipastikan tidak terjadi lagi, maka dilaksanakan lapisan kedua dengan menuangkan agregat yang telah dilapisi binder dengan kedalaman 25 mm.

Pelapisan agregat dilakukan dengan memasukkan agregat pada Belle Mixer sambil dipanaskan dan pada waktu bersamaan, binder dituangkan.

Hal yang Perlu Diperhatikan

Umumnya kerusakan yang terjadi pada siar muai disebabkan karena beban kendaraan yang lewat melebihi kapasitas yang diizinkan, atau kondisi bearing pad yang ‘mati’ sehingga jembatan menjadi struktur jepit jepit (seharusnya jepit dan rol), dan proses yang pelaksanaan yang tidak sempurna yang menyebabkan air masuk kedalam siar muai.

Proses pekerjaan siar muai tidak boleh dilakukan pada kondisi hujan karna dapat membasahi dan menurunkan suhu aspal bitumen yang seharusnya tetap terjaga dalam kondisi panas.

Penutup

Untuk mendapatkan hasil pengerjaan jalan dan Expansion Joint yang baik, diperlukan material Expansion Joint yang terbukti baik pula. ROTAK JOINT atau RO-JO merupakan material Expansion Joint yang telah terbukti baik, telah diaplikasikan dan dipercaya oleh konsumen-konsumen kami dalam berbagai ruas tol yang terdapat di Indonesia. ROTAK JOINT dibuat dari bahan-bahan berkualitas tinggi yang telah kami teliti selama beberapa tahun dengan kontrol kualitas yang ketat.

Demikian artikel kami mengenai Expansion Joint, semoga bermanfaat. Anda juga dapat melihat laman produk kami ROTAK JOINT dan mengakses laman kontak kami untuk info lebih lanjut mengenai produk-produk gubahan CV. ROTAK ABADI SENTOSA.

Artikel dikutip dari beberapa sumber:

https://en.wikipedia.org/wiki/Expansion_joint

www.davidjury.co.uk

http://rehabjembatan.blogspot.com

Syahendra, Dhimas. 2012. Teknologi Expansion Joint Pada Jembatan. Skripsi

Dok. Pribadi

Related Blogs